Jumat, 28 Maret 2014

SKRINING UNTUK KEGANASAN DAN PENYAKIT SISTEMIK

SKRINING UNTUK KEGANASAN DAN PENYAKIT SISTEMIK

Oleh
Kelompok 2
Kelas Ia
Faramita                               
Fitriani s                                
Siti sarah humairah  
Ani sattu         
Nur insan  

AKBID STIKES SYEKH YUSUF-GOWA
T.A 2013



DAFTAR ISI

Halaman judul ........................................................................................................... i
Daftar isi.................................................................................................................... ii

Skrining untuk keganasan dan penyakit sistematik
A.    Skrining
a)      Pengertian skrining............................................................................
b)      Tujuan skrining..................................................................................
c)      Keuntungan dan kerugian dari screening..........................................
d)     Jenis Penyakit yang Tepat Untuk Skrining........................................
e)      Peran bidan skrining untuk keganasan dan penyakit sistematik........
B.     Kanker mulut Rahim
a)      Pengertian kanker mulut rahim (CA SERVIKS)...............................
b)      ciri-ciri CA serviks.............................................................................
c)      Penyebab kanker mulut rahim ...........................................................
d)     Factor-faktor resiko kanker mulut Rahim..........................................
e)      Yang Berisiko terkena CA serviks.....................................................
f)       Terjadinya Ca Serviks........................................................................
g)      Klasifikasi klinis.................................................................................
h)      TES SKRINING KANKER MULUT RAHIM...............................
o   Tes PAP smear  ................................................
o   IVA  TEST..........................................................
C.     Mengenal SADARI
a)      Manfaat SADARI.............................................................................
b)      Waktu dilakukan SADARI...............................................................
c)      Siapa saja yang melakukan SADARI................................................
d)     Cara peeriksaan SADARI.................................................................
D.    Kanker payudara
a)      Pengertian..........................................................................................
b)      penyebab spesifik kanker payudara...................................................
c)      Pilihan skrining untuk kanker payudara ............................................
d)     Faktor Risiko Kanker Payudara.........................................................
e)      Perubahan pada Payudara akibat Kanker..........................................
f)       Deteksi Dini Kanker Payudara..........................................................
g)      Cara deteksi dini kanker payudara adalah ........................................




SKRINING UNTUK KEGANASAN DAN PENYAKIT SISTEMIK 

        A.   SKRINIG

a)      Pengertian skrining

Skrining, dalam pengobatan, adalah strategi yang digunakan dalam suatu populasi untuk mendeteksi suatu penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit itu. Tidak seperti apa yang biasanya terjadi dalam kedokteran, tes skrining yang dilakukan pada orang tanpa tanda-tanda klinis penyakit.
Skrining sama artinya dengan deteksi dini atau pencegahan sekunder, mencakup pemeriksaan (tes) pada orang-orang yang belum mempunyai simptom-simptom penyakit untuk menemukan penyakit yang belum terlihat atau pada stadium praklinik.

b)      Tujuan skrining

Tujuan dari skrining adalah untuk mengidentifikasi penyakit pada komunitas awal, sehingga memungkinkan intervensi lebih awal dan manajemen dengan harapan untuk mengurangi angka kematian dan penderitaan dari penyakit. Meskipun skrining dapat mengarah ke diagnosis sebelumnya, tidak semua tes skrining telah terbukti bermanfaat bagi orang yang sedang diputar; overdiagnosis, misdiagnosis, dan menciptakan rasa aman palsu beberapa efek negatif dari penyaringan. Untuk alasan ini, tes yang digunakan dalam program skrining, terutama untuk penyakit dengan insiden rendah, harus memiliki sensitivitas yang baik selain kekhususan diterima. Beberapa jenis skrining ada: skrining universal melibatkan skrining semua individu dalam suatu kategori tertentu (misalnya, semua anak pada usia tertentu). Temuan Kasus melibatkan skrining sekelompok kecil orang berdasarkan adanya faktor risiko (misalnya, karena anggota keluarga telah didiagnosis dengan penyakit keturunan).
 Contoh skrining: Tes kulit yang disebut tes PPD banyak digunakan untuk layar untuk paparan TBC. Penyedia layanan kesehatan mungkin layar untuk depresi menggunakan kuesioner seperti Beck Depression Inventory. Alpha-fetoprotein skrining digunakan pada wanita hamil untuk membantu mendeteksi kelainan janin tertentu. Skrining kanker adalah pengujian untuk mendiagnosa tahap awal kanker pada tahap ketika dapat disembuhkan dan / atau ketika pengobatan dapat dicapai dengan prosedur kurang invasif.

Contoh sukses skrining untuk kanker meliputi :
  • Pap smear untuk mendeteksi lesi prakanker dan berpotensi mencegah kanker servik.
  • Mamografi untuk mendeteksi kanker payudarKolonoskopi untuk mendeteksi kankera kolorekta.
  • Dermatologis centang untuk mendeteksi melanoma
  • Radiografi bitewing secara rutin diambil pada pemeriksaan gigi dan digunakan untuk layar untuk karies interproksimal gigi.

c)      Keuntungan dan kerugian dari screening.

Skrining memiliki kelebihan dan kekurangan; keputusan apakah ke layar harus diputuskan dengan menyeimbangkan semua factor.
  • Keuntungan
    Skrining dapat mendeteksi kondisi medis pada tahap awal sebelum gejala menyajikan sedangkan pengobatan lebih efektif daripada untuk nanti deteksi. Dalam kasus terbaik dari kehidupan diselamatkan.
     
  • kekurangan 
  1. Seperti tes medis, tes yang digunakan dalam penyaringan tidak sempurna. Hasil pengujian tidak tepat dapat menunjukkan positif untuk mereka yang tanpa penyakit (false positif), atau negatif bagi orang yang memiliki kondisi (negatif palsu). Khususnya ketika skrining untuk kondisi probabilitas rendah jumlah mutlak positif palsu mungkin tinggi walaupun memiliki persentase positif palsu sangat rendah, jika kejadian kondisi adalah satu di 10.000 dan kemungkinan positif palsu adalah 0,1%, 9 dari 10 hasil positif akan palsu.
  2.  Penyaringan melibatkan biaya dan penggunaan sumber daya medis pada sebagian besar orang yang tidak membutuhkan pengobatan.
  3.  Dampak buruk dari prosedur penyaringan (misalnya stres dan kecemasan, ketidaknyamanan, paparan radiasi, paparan kimia).  
  4. Stres dan kecemasan yang disebabkan oleh hasil skrining positif palsu. 
  5. Tidak Perlu investigasi dan pengobatan hasil positif palsu.
  6. Stres dan kecemasan yang disebabkan oleh memperpanjang pengetahuan tentang penyakit tanpa peningkatan hasil.
  7. Rasa aman palsu yang disebabkan oleh negatif palsu, yang dapat menunda diagnosis akhir.

d)      Jenis Penyakit yang Tepat Untuk Skrining
1.      Merupakan penyakit yang serius
2.      Pengobatan sebelum gejala muncul harus lebih untung dibandingkan dengan
3.      setelah gejala muncul
4.      Prevalens penyakit preklinik harus tinggi pada populasi yang di skrening
e)      Peran bidan skrining untuk keganasan dan penyakit sistematik
a.       Memberikan motivasi pada para wanita untuk melakukan pentingnya melakukan langkah skrining.
b.      Membantu dalam mengidentifikasi orang-orang yang berisikoterkena penyakit atau
masalah kesehatan tertentu. Penegakan diagnosis pasti ditindak lanjuti di fasilitas kesehatan
1.      Membantu mengidentifikasi penyakit pada stadium dini,sehingga terapi dapat dimulai secepatnya dan prognosa penyakit dapat diperbaiki
2.      Membantu melindungi kesehatan individual
3.      Membantu dalam pengendalian penyakit infeksi melalui proses identifikasi carrier  penyakit di komunitas
4.      Memberikan penyuluhan dalam pemilihan alat kontrasepsi dengan metode barrier  (pelindung) seperti diafragma dan kondom karena dapat memberi perlindungan  terhadap kanker serviks
5.      Memberikan fasilitas skrining kanker serviks dengan metodepap smear kemudian membantu dalam pengiriman hasil pemeriksaan kelaboratorium.

         B.   KANKER SERVIKS
a.      Pengertian kanker mulut rahim (CA SERVIKS)
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).

b.      ciri-ciri CA serviks
Kontak bleeding yakni perdarahan pasca senggama. Hal ini biasanya merupakan tanda umum yang sering dijumpai. Perdarahan yang terjadi dikarenakan kerapuhan dari jaringan serviks. Saat coitus, umumnya akan terjadi gesekan pada dinding serviks. Karena jaringan yang kaya pembuluh darah tersebut sangat rapuh, maka perdarahan mudah terjadi.
a.       Keputihan juga merupakan gejala yang sering ditemukan. Keputihan ini lama kelamaan akan berbau busuk oleh kaena adanya proses infeksi dan nekrosis (kematian) jaringan akibat kanker tersebut.
b.      Rasa nyeri yang hebat divagina dan sekitarnya atau pada perut bagian bawah.
c.       Anemia (karena perarahan hebat pada vagina)]
d.      Gejala yang timbul akibat adanya metastasis/penyebaran ke organ-organ lainnya misalnya,
  1.      paru : batuk lama, efusi pleura, pneumonitis
  2.   hati : ikterus (warna kuning pada tubuh), hepatomegali (pembesaran hati), acites (cairan pada rongga perut)
  3.    otak : koma, kehilangan penglihatan.
  4.      tulang : nyeri tulang, paah tulang
“PATOKAN” Tanda dan Gejala Bahaya Kanker
P : Perdarahan atau keluar lendir yang tak wajar dari dalam tubuh yakni berupa,
·         batuk darah : ca paru dan sal.nafas
·         muntah darah : ca lambung atau hati
·         BAB darah : ca rectum/anus atau kolon/usus
·         perdarahan vagina : ca serviks)
A : Alat pencernaan terganggu atau ada kesukaran menelan yang semakin lama semakin berat (ca eosofagus, tyroid)
T : Tumor pada payudara atau di tempat lain (testis, usus, otot, dll)
O : Obstipasi/ sembelit atau perubahan kebiasaan BAB atau BAK
K : Koreng atau borok yang tidak mau sembuh (gejal utama kanker kulit stadium lanjut) dimana biasanya tanda yang paling khas adalah perdarahan erus menerus dari borok tersebut.
A : Andeng-andeng (nevus) yang berubah , membesar dan makin menghitam (ditambah rasa gatal, borok, berdarah, rambut yang semual ada menjadi rontok) ini mengacu pada ca kulit.
N : Nada suara jadi serak atau batuk yang tak kunjung sembuh.

c.       Penyebab kanker mulut rahim
Secara umum penyebab kanker dapat dibedakan menjadi 3 golongan yakni,

1.      Kelainan kongenial atau genetika (karena kerusakan gen dalam tubuh)
2.      Karsinogen (zat atau bahan yang dapat menimbulkan kanker)
Karsinogen dibedakan menjadi 2 jenis,
ü  Kimiawi (karsinogen alami :
a.       organic : aflatoksin yang terdapat pada biji kacang yg ditumbuhi jamur aspergillus bisa menyebabkan kanker hati, nitrosamine dalam makanan dan minuman,
ü  inorganic : abses, cadmium, plumbum).
b.      Buatan manusia : bahan industri seperti cat, petrokimia, karet, obat-obatan seperti arsen, chlornaphazine.
3.      Selain itu asam rokok juga dapat menyebabkan kanker karena didalamnya terdapat banyak karsinogen seperti polycyclic aromatichydrocarbon dan aromatic amine. Hormon juga dapat menimbulkan kanker pada beberapa organ yang pertumbuhanya dipengaruh oleh hormone seperti payudara, uterus (rahim) dan prostat

d.      Factor-faktor resiko kanker mulut rahim
Faktor-faktor ini mungkin bekerja bersama untuk bahkan lebih meningkatkan risiko:
a.       Human papillomaviruses (HPVs): Infeksi HPV adalah faktor risiko utama untuk kanker leher rahim. HPV adalah kelompok dari virus-virus yang dapat menginfeksi leher rahim (cervix). Infeksi-infeksi HPV adalah sangat umum. Viris-virus ini dapat ditularkan dari orang ke orang melalui kontak seksual. Kebanyakan dewasa-dewasa pernah terinfeksi dengan HPV pada suatu ketika dalam kehidupannya. Beberapa tipe-tipe HPV dapat menyebabkan perubahan-perubahan pada sel-sel leher rahim. Perubahan-perubahan ini dapat menjurus pada kutil-kutil genital (alat kemaluan), kanker, dan persoalan-persoalan lain. Dokter-dokter dapat memeriksa untuk HPV bahkan jika tidak ada kutil-kutil atau gejala-gejala lainnya.
b.      Jika seorang wanita mempunyai infeksi HPV, dokternya dapat mengdiskusikan cara-cara untuk menghindari terinfeksinya orang lain. Tes Pap dapat mendeteksi perubahan-perubahan sel pada leher rahim yang disebabkan oleh HPV. Perawatan dari perubahan-perubahan sel ini dapat mencegah kanker leher rahim. Ada beberapa metode-metode perawatan, termasuk pembekuan (freezing) atau pembakaran (burning) jaringan yang terinfeksi. Beberapa obat-obatan juga bermanfaat.
c.       Ketiadaan dari tes-tes Pap secara teratur: Kanker leher rahim adalah lebih umum diantara wanita-wanita yang tidak mempunyai tes-tes Pap yang teratur (reguler). Tes Pap membantu dokter-dokter mencari sel-sel sebelum bersifat kanker (precancerous cells). Perawatan perubahan-perubahan leher rahim sebelum bersifat kanker seringkali mencegah kanker.
d.      Sistim imun yang melemah (sistim pertahanan alamiah tubuh): Wanita-wanita dengan infeksi HIV (virus yang menyebabkan AIDS) atau yang meminum obat-obat penekan sistim imun mempunyai risiko yang lebih tinggi dari rata-rata mengembangkan kanker leher rahim. Untuk wanita-wanita ini, dokter-dokter menyarankan screening secara teratur (regular screening) untuk kanker leher rahim.
e.       Umur: Kanker leher rahim terjadi paling sering pada wanita-wanita berumur lebih dari 40 tahun.
f.       Sejarah seksual: Wanita-wanita yang telah mempunyai banyak mitra-mitra seksual mempunyai risiko yang lebih tinggi dari rata-rata mengembangkan kanker leher rahim. Juga, seorang wanita yang telah mempunyai hubungan seksual dengan seorang pria yang telah mempunyai banyak mitra-mitra seksual mungkin berisiko lebih tinggi mengembangkan kanker leher rahim. Pada kedua kasus-kasus, risiko mengembangkan kanker leher rahim lebih tinggi karena wanita-wanita ini mempunyai risiko infeksi HPV yang lebih tinggi dari rata-rata.
g.      Merokok: Wanita-wanita dengan infeksi HPV yang merokok mempunyai risiko kanker leher rahim yang lebih tinggi daripada wanita-wanita dengan infeksi HPV yang tidak merokok.
h.      Menggunakan pil-pil pengontrol kelahiran untuk waktu yang lama: Menggunakan pil-pil pengontrol kelahiran untuk waktu yang lama (5 tahun atau lebih) dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim diantara wanita-wanita dengan infeksi HPV.
i.        Mempunyai banyak anak: Studi-studi menyarankan bahwa melahirkan banyak anak-anak dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim diantara wanita-wanita dengan infeksi HPV.

e.       Yang Berisiko terkena CA serviks
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan seorang wanita memiliki risiko (predesposisi) lebih tinggi dibandingkan wanita lainnya untuk terkena kanker rahim. Adapun faktor tersebut yakni,
a)      Gadis yang melakukan coitus/jima’ pertama (coitarche) saat usianya kurang dari 17 tahun.
b)      Wanita dengan riwayat paritas (persalinan) yang tinggi/banyak (umumnya lebih dari 5 kali melahirkan) apalagi dengan jarak persalinan yang terlampau dekat (kurang dari 2 tahun)
c)      Wanita yang sering berganti-ganti pasangan seksual (promiskuitas)
d)     Hygine seksual yang jelek (tidak menjaga kebersihan alat genital)
e)      Wanita yang mengalami infeksi virus Humman Papiloma Virus
f)       Wanita yang merokok.

f.        Terjadinya Ca Serviks

Pada dasaranya kanker terjadi karena adanya pertumbuhan sel tubuh yang abnormal. Dalam kasus ca serviks, terjadi karena sel penyusun serviks (sel epitel) yang normal berubah menjadi bentuk abnormal. Secara anatomis, serviks dibagi menjadi 2 bagian yakni eksoserviks/portio (bagian luar) dan endoserviks kanalis serviks (bagian dalam). Masing-masing bagian itu dilapisi oleh sel penyusun yang disebut dengan sel epitel. Pada bagian eksoserviks dilapisi oleh sel epitel gepeng berlapis (squamous compleks), sedangkan pada endoserviks dilapisi oleh sel epitel kuboid / silindris pendek selapis bersilia. Pada daerah perbatasan keduanya terdapat area yang disebut “squamo-columnar junction (SJC)”. Nah pada bagian peralihan inilah, sel-sel epitel itu biasanya akan mengalami metaplasi (perubahan se menjadi abnormal) Hal ini disebabkan karena sel-sel itu saling bertumpuk dan saling mendesak, sehingga sel-sel tersebut bila tersensivitas bisa berubah menjadi sel yang abnormal. Inilah yang menjadi dasar terjadinya ca serviks.
Bisakah Menyebar?
Kanker serviks dapat menyebar ke berbagai oragn tubuh lainnya. Penyebaran ini terjadi melalui jalur limfogen (melalui getah bening). Sel-sel kanker ini akan masuk ke getah bening dan selanjutnya akan ikut peredaran dari getah bening ini.Penyebaran ke area sekitar juga bisa terjadi seperti ke uterus(rahim), pelvis (panggil) atau vesica urinaria (kandung kemih). Penyebaran kanker ke tempat yang jauh (dalam istilah medis disebut metastasis) dapat mengenai organ seperti paru-paru, hati, ginjal, tulang dan otak. Dari penyebaran inilah dapat diketahui stadium dari kanker apakah stadium dini (stadium Ia, Ib, IIa) atau stadium lanjut (IIb, III, dan IV). Semakin tinggi stadium, semakin kecil pula angka kesembuhannya. Stadium IV disebut juga sebagia stadium terminal/akhir dimana sudah terjadi penyebaran ke organ-organ jauh dan harapan hidup sekitar <10%.

g.      Klasifikasi klinis
Tingkat-tingkat dari kanker leher rahim:
1.      Tingkat 0: Kanker hanya ditemukan pada lapisan atas dari sel-sel pada jaringan yang melapisi leher rahim. Tingkat 0 juga disebut carcinoma in situ.
2.      Tingkat I: Kanker telah menyerang leher rahim dibawah lapisan atas dari sel-sel. Itu ditemukan hanya di leher rahim.
3.      Tingkat II: Kanker meluas melewati leher rahim kedalam jaringan-jaringan berdekatan. Ia meluas ke bagian atas dari vagina. Kanker tidak menyerang ke bagian ketiga yang lebih rendah dari vagina atau dinding pelvic (lapisan dari bagian tubuh antara pinggul).
4.      Tingkat III: Kanker meluas ke bagian bawah dari vagina. Ia juga mungkin telah menyebar ke dinding pelvic dan simpul-simpul getah bening yang berdekatan.
5.      Tingkat IV: Kanker telah menyebar ke kandung kemih, rektum, atau bagian-bagian lain tubuh.
6.      Terjadinya kembali kanker: Kanker telah dirawat, namun telah kembali setelah periode waktu yang selama waktu ini tidak dapat terdeteksi. Kanker mungkin timbul kembali pada leher rahim atau pada bagian-bagian lain tubuh.

h.      TES SKRINING KANKER MULUT RAHIM

Screening untuk memeriksa perubahan-perubahan leher rahim sebelum adanya gejala-gejala adalah sangat penting. Screening dapat membantu dokter mencari sel-sel abnormal sebelum kanker berkembang. Mencari dan merawat sel-sel abnormal dapat mencegah kebanyakan kanker leher rahim. Juga, screening dapat membantu mencari kanker dini, ketika perawatan kemungkinan menjadi efektif.

o   Tes PAP smear 

Dokter-dokter merekomendasikan bahwa wanita-wanita membantu mengurangi risiko kanker leher rahim mereka dengan mempunyai tes-tes Pap secara teratur. Tes Pap (kadangkala disebut Pap smear atau cervical smear) adalah tes yang mudah untuk melihat sel-sel leher rahim. Untuk kebanyakan wanita-wanita, tesnya tidak menyakitkan. Tes Pap dilakukan di ruang praktek dokter atau klinik sewaktu pemeriksaan pelvik (pelvic). Dokter atau suster memarut/menggores satu contoh sel-sel leher rahim, dan kemudian mencoreng sel-sel itu pada sebuah kaca mikroskop. Pada tipe baru dari tes Pap (tes Pap yang berdasarkan pada cairan), sel-sel itu dibilas kedalam wadah cairan yang kecil. Sebuah mesin khusus menaruh sel-sel pada kaca-kaca mikroskop. Untuk kedua tipe dari tes Pap, laboratorium memeriksa sel-sel pada kaca mikroskop untuk kelainan-kelainan dibawah sebuah mikroskop

Tes-tes Pap dapat menemukan kanker leher rahim atau sel-sel abnormal yang dapat menjurus pada kanker leher rahim. Dokter-dokter secara umum merekomendasikan bahwa:
1.      Wanita-wanita harus mulai mempunyai tes-tes Pap 3 tahun setelah mereka mulai mempunyai hubungan seksual, atau ketika mereka mencapai umur 21 tahun (yang mana saja yang datang lebih dahulu).
2.      Kebanyakan wanita-wanita harus mempunyai tes Pap paling sedikit satu kali setiap 3 tahun.
3.      Wanita-wanita berumur 65 sampai 70 tahun yang telah mempunyai paling sedikit tiga tes-tes Pap normal dan tidak ada tes-tes Pap abnormal dalam 10 tahun terakhir dapat memutuskan, setelah bicara dengan dokternya, untuk memberhentikan screening kanker leher rahim.
4.      Wanita-wanita yang telah mempunyai hysterectomy (operasi) untuk mengangkat kandungan (uterus) dan leher rahim (cervix), juga disebut total hysterectomy, tidak perlu mempunyai screening kanker leher rahim. Bagaimanapun, jika operasi adalah perawatan untuk sel-sel sebelum bersifat kanker atau kanker, wanita -wanita itu harus terus menerus menjalankan screening.

TERAPI

1.      Radiasi
1)      Dapat dipakai untuk semua stadium
2)      Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
3)      Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.

2.      Dosis :
Penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks
Komplikasi radiasi :
a)      Kerentanan kandungan kencing
b)      Diarrhea
c)      Perdarahan rectal
d)      Fistula vesico atau rectovaginalis

3.      Operasi
1)      Operasi limfadektomi untuk stadium I dan II
2)      Operasi histerektomi vagina yang radikal

4.      Kombinasi
Radiasi dan pembedahan :
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah penyebaran kesistem limfe dan peredaran darah.
4.    Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten. 5 % dari karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, diangap resisten bila 8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama.

o   IVA  TEST
Pengobatan kanker serviks pada stadium lebih dini, hasilnya lebih baik, mortalitas akan menurun, dengan masalah yang begitu kompleks, timbul gagasan untuk melakukan skrining kanker serviks dengan metode yang lebih sederhana, antara lain yaitu dengan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat).
IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada serviks dengan aplikasi asam asetat (IVA). Dengan metode inspeksi visual yang lebih mudah, lebih sederhana, lebih mampu laksana, maka skrining dapat dilakukan dengan cakupan lebih luas, diharapkan temuan kanker serviks dini akan bisa lebih banyak.

Ø  TUJUAN IVA
-          Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim.

Ø  Metode skrining IVA mempunyai kelebihan, diantaranya..
1.      Mudah, praktis dan sangat mampu laksana.
2.      Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah
3.      Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi
4.       Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi, dapat dilakukan oleh bidan di setiap tempat pemeriksaan kesehatan ibu atau dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih
5.      Alat-alat yang dibutuhkan dan Teknik pemeriksaan sangat sederhana.
6.      Metode skrining IVA sesuai untuk pusat pelayanan sederhana

Ø  Syarat ikut IVA TEST :
1.      Sudah pernah melakukan hubungan seksual
2.      Tidak sedang datang bulan/haid
3.      Tidak sedang hamil
4.      24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

Ø  Teknik IVA
Dengan spekulum melihat serviks yang dipulas dengan asam asetat 3-5%. Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut aceto white epithelum Dengan tampilnya porsio dan bercak putih dapat disimpulkan bahwa tes IVA positif, sebagai tindak lanjut dapat dilakukan biopsi. Andaikata penemuan tes IVA positif oleh bidan, maka di beberapa negara bidan tersebut dapat langsung melakukan terapi dengan cryosergury. Hal ini tentu mengandung kelemahan-kelemahan dalam menyingkirkan lesi invasif.

Ø  Kategori pemeriksaan IVA
Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:
1.      IVA negatif = Serviks normal.
2.      IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip serviks).
3.      IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
4.      IVA- Kanker serviks Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini.

Ø  Pelaksanaan skrining IVA
Untuk melaksanakan skrining dengan metode IVA, dibutuhkan tempat dan alat sebagai berikut:
1.      Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi.
2.      Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada posisi litotomi.
3.       Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks
4.      Spekulum vagina
5.      Asam asetat (3-5%)
6.      Swab-lidi berkapas
7.      Sarung tangan

Ø  Cara Penggunaan
a.       IVA test dilakukan dengan cara mengoleskan asam asetat 3-5% pada permukaan mulut rahim. Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut aceto white epithelium.
b.      Hasil dari pemeriksaan ini adalah bercak putih dapat disimpulkan bahwa tes IVA positif. Maka jika hal itu terjadi maka dapat dilakukan biposy.
c.       Untuk mengetahui hasilnya langsung pada saat pemeriksaan.
d.      Pemeriksaan dengan metode ini bisa dilakukan oleh bidan atau dokter di Puskesmas atau di tempat praktek bidan dengan biaya yang cenderung lebih ekonomis. (Sukaca, 2009 : 100)

Ø  Langkah-Langkah Melakukan Tes IVA
a.        Penilaian Klien
1.      Menyambut pasien dengan hormat dan penuh keramahan
2.      Menjelaskan mengapa tes IVA direkomendasi dan menjelaskan prosedurnya
3.      Memberitahukan pasien kemungkinan temuan dan apa follow up atau terapi yang dibutuhkan.
b.        Persiapan
1.      Cek apakah alat dan instrumen sudah tersedia
2.      Memastikan bahwa lampu tersedia dan siap digunakan
3.      Cek apakah pasien telah mengosongkan kandung kencing dan mencuci atau membilas daerah genitalnya
4.      Mintakan pasien untuk menanggalkan pakaiannya sampai ke pinggang
5.      Membantu pasien naik ke meja pemeriksaan dan menutupinya.
6.      Cuci tangan dengan sabun dan air dan keringkan dengan udara atau kain bersih. Lalu palpasi perut.
7.      Pakai sepasang sarung tangan bedah yang telah disterilkan dengan desinfektan tingkat tinggi. Jika tersedia pakai sarung tangna kedua pada satu tangan.
8.      Atur instrumen dan alat-alat di atas baki yang telah disterilkan, jika belum dilakukan.
c.        Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat
1.      Periksa alat kelamin luar dan cek discharge pada urethra
2.      Raba kelenjar skena dan kelenjar bartholini
3.      Masukkan spekulum sehingga seluruh serviks dapat terlihat
4.      Letakkan spekulum dalam posisi terbuka sehingga spekulum tetap pada posisi dimana serviks tetap kelihatan. Jika memakai sarung tangan sebelah luar, masukkan ke dalam larutan klorin 0,5% dan pindahkan sarung tangan dengan cara memutarnya dari dalam keluar
5.      Jika membuang sarung tangan, letakkan di dalam satu tas plastik atau container yang tahan bocor.
6.      ii.      Jika menggunakan kembali sarung tangan, rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
7.      Gerakkan sumber cahaya sehingga dapat melihat serviks dengan jelas
8.      Pariksa serviks apakah ada radang serviks, ekstropion, tumor, kista nabothi atau ulkus.
9.      Pakai kapas lidi bersih untuk mengambil cairan, darah atau mukus dari serviks. Buang kapas lidi ke dalam kantong plastik atau kotak yang tahan bocor.
10.  Identifikasi mulut serviks, squamocolumnar junction (SCJ) dan daerah transformasi.
11.  Celupkan kapas lidi dalam larutan asam asetat dan oleskan pada serviks.
12.  Tunggu 1 menit agar asam asetat diserap dan perubahan aceto white kelihatan.
13.  Periksa SCJ dengan hati-hati, cek apakah serviks mudah berdarah dan cari aceto white epithelium.
14.  Jika perlu, oleskan lagi kapas lidi pada serviks untuk membersihkan mucus, darah, debris.
15.  Jika pemeriksaan visual telah selesai, pakai kapas lidi baru untuk membersihkan sisa-sisa asam asetat pada serviks dan vagina.
16.  Lepaskan spekulum. Jika tes IVA negatif, masukkan ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi. Jika tes IVA positif, masukkan spekulum ke dalam kotak desinfektan tingkat tinggi.
17.  Lakukan pemeriksaan bimanual dan rektovaginal (jika ada indikasi).

Dimana Ada IVA TEST
1.      IVA TEST akan hadir di puskesmas-puskesmas dengan jadwal yang akan disampaikan melalui PKK, kelurahan dan kecamatan terdekat.
2.      Bila anda memenuhi persyaratan yang ditentukan, segera periksakan diri anda.
3.       Mencegah lebih baik dari pada mengobati.

Ø  Kategori pemeriksaan IVA ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:
1.      IVA negatif = Serviks normal.
2.      IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip serviks).
3.      IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
4.      IVA- Kanker serviks Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini.
C.   MENGENAL SADARI
Pemeriksaan  payudara sendiri atau sering disebut dengan SADARI merupakan suatu cara yang efektif untuk mendeteksi sedini mungkin adanya benjolan pada payudara. SADARI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan payudara dan  sangat mudah dilakukan oleh setiap wanita. Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan benjolan pada stadium dini. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebasar 25-30%. Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita untuk melakukan SADARI
SADARI sangat penting karena dapat menemukan secara dini adanya benjolan yang memungkinkan adanya kanker payudara.  Bagi wanita yang sudah berpengalaman dalam melakukan SADARI, mereka dapat meraba benjolan-benjolan kecil dengan garis tengah yang kurang dari 1 cm. Dengan demikian bila ternyata benjolan tersebut ganas dapat di obati dalam stadium dini dan kemungkinan sembuh juga lebih besar.
Pemeiksaan payudara sendiri (SADARI) adalah bagian penting dari perawatan kesehatan, yang dapamelindungi anda dari resiko kanker payudara
a.      MANFAAT SADARI
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk membantu melakukan deteksi dini adanya kelainan pada payudara (Suddart & Brunner 2003)
b.      WAKTU DILAKUKAN SADARI
Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Para wanita yang sedang haid sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari ke-5 sampai ke-10 dari hari pertama haid, ketika payudara sedang mengendur dan terasa lebih lunak.
Pada wanita normal, American Cancer Society menganjurkan wanita yang berusia diatas umur 20 tahun untuk melakukan SADARI setiap tiga bulan. Selain SADARI untuk deteksi dini kanker payudara pada usia 35-40 tahun dengan melakukan mammografi. Benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat terlihat pada mammografi. Sedangkan untuk wanita di atas usia 40 tahun ditambah dengan melakukan pemeriksaan payudara dengan dokter ahli. 
c.       SIAPA SAJA YANG DIANJURKAN MELAKUKAN SADARI :
1.      Wanita yang telah berusia 20 tahun
2.      Wanita berusia diatas 40 tahun yang tidak mempunyai anak
3.      Wanita yang memiliki anak pertama pada usia 35 tahun
4.      Wanita yang tidak menikah
5.      Wanita yang haid pertama dini (dibawah 10 tahun)
6.      Wanita yang menopause lambat
7.      Pernah mengalami trauma  pada payudara
8.      Wanita di atas 25 tahun yang keluarganya pernah menderita kanker payudara
9.      Wanita yang tidak menyusui
10.  Pernah operasi payudara atau kandungan
11.  Pernah mendapat obat hormonal  yang lama
12.  Cenderung kelebihan berat badan
d.      CARA PEMERIKSAAN  SADARI
Menurut Sukardja (2000) SADARI dilakukan dalam 3 tahap yaitu :
  1. Melihat payudara
  2. Memijat payudara
  3. Meraba payudara
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hadapan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hadapan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring
Tahap SADARI
  1. Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin.
    Lihat pada
    cermin , bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak). Cara melakukan :
o    Tahap 1



Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan.
o    Tahap 2


 Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya.
o    Tahap 3



Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.
Yang harus diperhatikan adalah :
  1. Apakah bentuk dan ukuran payudara kanan dan kiri  simetris  ?
  2. Apakah payudara membesar atau mengeras ?
  3. Apakah arah puting tidak lurus ke depan atau berubah arah ?
  4. Apakah puting tertarik ke dalam ?
  5. Apakah puting atau kulit ada yang lecet ?
  6. Apakah ada perubahan warna kulit (kemerahan) ?
  7. Apakah kulit payudara menebal dengan pori-pori melebar (seperti kulit jeruk)
  8. Apakah permukaan kulit tidak mulus seperti ada kerutan atau cekungan ?
o    Tahap 4

Menegangkan
otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/ tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.
  1. Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring.
o    Tahap 1. Persiapan




Dimulai dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di bawah kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara kanan .Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan. Periksa payudara Anda dengan menggunakan Vertical Strip dan Circular.
o    Tahap 2. Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip
 
                       

Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.
o    Tahap 3. Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar.


Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar. Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae.
o    Tahap 4. Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara.




Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.
o    Tahap 5. Memeriksa Ketiak



Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.


D.   KANKER PAYUDARA

a.      Pengertian
Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma.Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan kedalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kodenomor 17.
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria  juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannyalebih kecil dari 1 di antara 1000. Pengobatan yang paling lazimadalah dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi.

b.      penyebab spesifik kanker payudara

Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:
·         Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur.

·         Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara.
·         Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara.
·         Obesitas : Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause
·         Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara.
·         Radiasi : Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara.
·         Riwayat keluarga dan faktor genetic  ada 2 jenis gen (BRCA1dan BRCA2) yang sangat mungkin sebagai resiko, riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara.
·         Pemakaian obat-obatan.
·         Faktor lain yang diduga sebagai penyebab kanker payudara adalah
ü  Tidak menikah
ü  Menikah tapi tidak punya anak
ü  Melahirkan anak pertama sesudah usia 35 tahun
ü  Tidak pernah menyusui anak.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa penyakit kanker payudara meningkat pada orang yang sering menghadapi kondisi stress (goncangan jiwa) dan juga bagi wanita yang sebelumnyamengalami menstruasi dibawah usia 11 tahun.

a.      Pilihan skrining untuk kanker payudara

1.      Skrining di rumah
Mudah, cepat, dan efektif, itulah yang bisa digambarkan tentang melakukan sendiri skrining di rumah. Anda sebaiknya melakukan skrining ini satu minggu setelah masa menstruasi berakhir. Caranya adalah dengan berbaring dan menaruh bantal pada sisi payudara yang akan Anda periksa. Posisi lengan diletakkan di belakang kepala, kemudian tekan gerakan memutar di sekitar payudara. Jika Anda merasakan sesuatu yang tidak wajar, bisa jadi itu adalah kanker. Kelainan bisa berbentuk benjolan yang agak keras dan tidak juga menghilang setelah dua kali siklus menstruasi. Jika benjolan tumbuh semakin besar dan puting mengalami pendarahan, segera hubungi dokter untuk penanganan yang lebih baik.
2.      Skrining dokter
Hampir sama seperti skrining yang Anda lakukan di rumah, skrining dokter dilakukan oleh dokter sama seperti yang Anda praktikkan di rumah. Bedanya adalah dokter lebih mengetahui apa yang mereka cari dan segera mendiagnosis jika menemukan kelainan yang terdapat pada payudara.
3.      Skrining mammogram
Skrining mammogram menggunakan sinar X untuk memeriksa payudara. Skrining ini disarankan untuk dilakukan secara rutin oleh para wanita berusia di atas 40 tahun atau mereka yang memiliki sejarah keluarga kanker payudara.
b.      Faktor Risiko Kanker Payudara

Faktor risiko kanker payudara adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang menderita kanker payudara. Beberapa faktor risiko tidak dapat diubah seperti usia atau riwayat keluarga, tetapi ada juga faktor risiko yang berhubungan dengan gaya hidup seperti merokok dan minum alcohol. Berikut adalah faktor risiko yang penting untuk kanker payudara :

Ø  Usia. 
Ø  Risiko menderita kanker payudara akan meningkat seiring dengan semakin tuanya seseorang. Di RS Kanker Dharmais, usia rata-rata wanita yang pertama kali didiagnosis kanker payudara adalah 48 tahun.
Ø  Haid pertama di usia kurang dari 12 tahun atau menopause (berhenti haid) di usia lebih dari 55 tahun dapat sedikit meningkatkan risiko kanker payudara.

Ø  Wanita yang tidak menikah, tidak memiliki anak, atau memiliki anak pertama setelah usia 30 tahun juga dapat meningkatkan risiko.

Ø  Riwayat menggunakan preparat hormonal yang lama seperti KB hormonal (pil, suntik, susuk) atau terapi hormonal (misalnya terapi sulih hormon estrogen pada wanita yang menopause) meningkatkan risiko kanker payudara.

Ø  Diet tinggi lemak dan alkohol meningkatkan kemungkinan hingga 1,5 kali untuk menderita kanker payudara dibandingkan wanita yang tidak banyak makan lemak dan tidak minum alkohol. 
Ø  Memiliki kerabat wanita dekat (seperti ibu kandung, kakak/adik, anak) dengan kanker payudara dapat meningkatkan risiko kanker payudara sampai 2 kali dibandingkan wanita yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara. Diperkirakan 20-30% wanita dengan kanker payudara memiliki anggota keluarga yang juga memiliki riwayat kanker payudara.

4.      Perubahan pada Payudara akibat Kanker

Ø  Benjolan Pada Payudara
Ø  Perubahan pada Kulit Payudara
Ø  Perubahan pada Puting Payudara
Ø  Perubahan ukuran dan bentuk payudara
Ø  Keluar cairan dari puting payudara
Ø  Nyeri

5.      Deteksi Dini Kanker Payudara

Terdapat beberapa cara deteksi dini kanker payudara dengan tingkat akurasi yang berbeda. Akurasi deteksi dini kanker payudara akan jauh bertambah bila ketiga tes ini dikombinasi.

Cara deteksi dini kanker payudara adalah :
Ø  Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik Sadari)
Ø  Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter
Ø  Pemeriksaan Radiologi (Mammografi dan/atau USG)
Ø  Biopsi tanpa pembedahan (Fine Needle Aspiration Biopsy atau Core Biopsy).
Ø  Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter dapat mendeteksi sampai 85% kasus kanker payudara.
Ø  Pemeriksaan Mammografi dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker payudara.
Ø  Biopsi dapat mendeteksi sampai 91% kanker payudara.
Ø  Tetapi bila ketiga pemeriksaan dini dilakukan semuanya, maka kanker payudara dapat dideteksi secara dini hingga 99,5%.
Ø  Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik SADARI)
Ø  Pemeriksaan SADARI sebaiknya dilakukan mulai usia remaja. Dilakukan sebulan sekali, pada hari ke-7 sampai hari ke-10 dihitung dari hari pertama haid. Bila wanita telah menopause, SADARI dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulan, misalnya tanggal 10.
·

5 komentar: